Kamis, 20 Mei 2010

Untuk Apa Mengerti?

Mengerti. Mungkin itu adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan, khususnya kehidupan bermasyarakat. Mengerti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan 'dapat menangkap atau memahami atau tahu apa yang dimaksudkan oleh sesuatu atau seseorang'. Setiap orang pasti punya rasa ingin dimengerti baik oleh kawan, pasangan, atau orangtuanya. Hal seperti itu memang lumrah dalam kehidupan manusia.

Sering kita merasa ingin dimengerti oleh orang lain, dan kelompok orang yang ingin dimengerti memang jumlahnya selalu lebih banyak daripada kelompok orang yang mau mengerti orang lain. Sebenarnya ego seringkali lebih dominan daripada perasaan, karena itu orang-orang lebih ingin dimengerti daripada mengerti orang lain. Mungkin untuk itulah muncul kata-kata bijak atau nasihat-nasihat seperti "suatu hubungan yang baik akan terjalin jika ada rasa saling pengertian", atau kadang kita merasa telah bisa mengerti orang lain tapi orang yang kita mengerti tidak memberikan timbal balik sehingga timbullah pertanyaan seperti "apa kita sudah saling mengerti satu sama lain? apa anda sudah mengerti saya? apa saya sudah mengerti anda?". Memang sulit jika mengukur suatu rasa pengertian, semua kembali pada pribadi masing-masing. Jika kita menunggu orang akan mengerti kita, orang itu akan menunggu kapan kita akan mengerti mereka, dan berputar-putar tanpa ada hasilnya. Maka mulailah mengerti orang lain tanpa harus menunggu mereka untuk mengerti kita, karena jika tidak ada satu yang memulai maka tidak akan ada timbal balik dari yang lainnya.

Jujur saya tidak pernah merasa saya bisa mengerti orang lain, tapi saya lebih bisa merasakan jika ada orang lain yang mengerti saya. kenapa seperti ini? Mungkin saya tidak sadar jika saya telah mengerti atau saya bisa memehami orang lain. Saya selama ini hanya belajar untuk memahami orang-orang yang ada di sekitar saya dan orang-orang yang saya kenal, karena setiap orang pasti berbeda dan memiliki kekurangannya masing-masing. Apa yang harus saya lakukan adalah untuk menerima dan memahami segala kekurangan mereka, sebaliknya saya juga ingin mereka bisa menerima dan memahami segala kekurangan saya.

Waktu saya masih kecil, orangtua saya sering menasihati saya jika saya salah. Kadang mereka sering mengakhiri nasihatnya pada saya dengan kalimat "dibilangin kok ga ngerti sih!", nah dari situ saya sadar mungkin waktu saya kecil saya susah untuk mengerti apa yang disampaikan orang tua, sampai sekarang saya sudah bisa berfikir bahwa apa yang orang tua sampaikan kepada kita adalah untuk kebaikan kita juga. Tapi yah namanya juga anak kecil, belum bisa berfikir seperti sekarang. Saya belum bisa mengerti mereka, tapi mereka selalu bisa mengerti saya. Nanti ketika mereka benar-benar tua, adalah tugas saya untuk mengerti mereka. Membalas apa yang mereka berikan ketika saya kecil, memahami segala kekurangan mereka seperti apa yang mereka lakukan ketika saya kecil.

Jadi, untuk apa kita mengerti? Untuk menutupi kekurangan orang lain dengan kelebihan kita. Apa kelebihan kita? kelebihan kita adalah bisa menerima dan memahami segala kekurangan orang lain.

-febribule

Jumat, 14 Mei 2010

Frau - Starlit Carousel

Pertama kali melihat wanita ini di Kick Andy!, dia tampil bersama White Shoes & The Couples Company, Goodnight Electric dan Sore. Topik yang sedang dibahas waktu itu kalau tidak salah musik indie. Nama aslinya Leilani Hermiasih, seorang mahasiswa UGM berusia 21 tahun yang menganggap bermusik adalah suatu bagian dalam hidupnya yang bisa membuat hidupnya bahagia. Ketika di panggung, namanya adalah Frau. Dia biasanya tampil bersama pianonya yang bernama Oscar. Wanita yang berasal dari Jogja ini memiliki konsep yang kuat dalam bermusik, permainan piano yang khas bertemu dengan suaranya yang sangat mahal menurut saya.

Starlit Carousel, album pertama Frau yang menurut saya adalah pencerahan baru bagi solois wanita di indonesia yang mampu membawa warna berbeda dari solois wanita lainnya. Lagu pertama di albumnya berjudul "I'm A Sir", lagu pembuka yang ciamik, sebuah permulaan yang membawa pendengarnya seakan akan masuk ke sebuah gedung theater dan menyaksikan scene awal dari sebuah cerita panjang. Lagu kedua "Mesin Penenun Hujan" terdengar seperi lagu gereja dengan suara yang dipadukan dengan suara horor, dengan lirik yang unik lagu ini dijadikan lagu andalan di album pertamanya. Berlanjut ke lagu ketiga "Salahku, sahabatku", di lagu ini kita akan mendengar permainan solo piano yang sungguh memukau, dilengkapi dengan lengkingan nada-nada dari suara Frau. Di lagu keempat ada "Rat and Cat" suara aneh terdengar di tengah lagu, mengimajinasikan seekor kucing yang ada dalam sebuah cerita bersama seekor tikus. Lagu kelima "Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta Di Luar Angkasa" judul yang menarik untuk sebuah lagu yang mungkin kata kata dalam liriknya sedikit terdengar asing dengan kuping kita. Di lagu ini Frau dibantu oleh satu suara pria yang menjadi pasangannya bercinta di luar angkasa, proses klimaks yang unik dan akhirnya ditutup manis dengan lagu terakhir "Glow", bayangkan kita sedang berada di pertunjukan drama musikal di sebuah gedung theater besar di eropa. Sebuah lagu pamungkas untuk penutupan sebuah cerita di album Starlit Carousel.

Satu kata yang terucap setelah saya mendengar album ini "KEREN!". Penasaran ingin merasakan sensasi opera eropa yang dibawa oleh Frau? Albumnya bisa diunduh gratis di http://yesnowave.com/?p=531 . Sebuah album menggemaskan dari solois muda penuh talenta. semoga Frau bisa terus memperkaya musik Indonesia. Sukses untuk Frau!

DUKUNG SELALU MUSIK "BERKUALITAS" DALAM NEGERI!

Rabu, 12 Mei 2010

Musik (Memprihatinkan) di Televisi

“Gue prihatin sama musik di televisi indonesia di saat ini”
Mungkin bukan cuma gue yang merasakan hal diatas. Lo yang lagi baca atau banyak orang lain diluar merasakan hal yang sama seperti gue.

Jujur, gue kangen sama musik di televisi(TV) Indonesia jaman dulu, mungkin lebih tepatnya yang gue lihat sekitar tahun 90-an. Karena gue lahir dan tumbuh berkembang di jaman itu. Dimana saat itu ga sembarang orang dan ga gampang buat jadi musisi, apalagi musisi yang bisa tampil berkeliaran di TV. Karena saat itu musisi yang bisa tampil di TV adalah musisi yang benar-benar berkualitas dan layak ditampilkan.
Acara musik di TV juga menampilkan banyak musisi (ga yang itu-itu aja). MTV selain menampilkan musik dari dalam negeri, juga sering menampilkan musik luar negeri yang berkualitas. Dan itu sangat berperan besar menentukan selera penikmat musik di TV. Mereka terbiasa dengan musik musik bagus, dan tentunya beragam genre seperti pop, jazz, rock, ska, hip hop, rnb. Sehingga sangat menyenangkan dan tidak membosankan menyimak acara musik di TV seperti itu.

Sangat berbeda dengan sepuluh tahun kebelakang, saat ini musik di TV indonesia bisa dibilang telah menjadi ‘Tuan Rumah Di Negeri Sendiri’. Karena sekarang sudah jarang atau mungkin ga ada musik luar negeri tampil di acara musik TV Indonesia, semua yang tampil adalah musik dari dalam negeri (walaupun yang itu-itu aja). Acara musik di satu stasiun TV saat ini adalah replika dari satu acara musik di stasiun TV lain. Ketika satu membuat yang seperti ini, maka yang lain membuat seperti ini.

Dan menurut gue cuma ada dua genre musik yang bisa masuk di TV sekarang, yaitu dangdut dan pop. Meskipun kadang yang pop itu berkedok sebagai rock, hiphop, dkk. Musik selain pop dikesampingkan, ga dikasih tempat lagi di TV. Sehingga sekarang musisi musisi baru yang tampil di TV adalah mereka yang sedikit banyak idealisme-nya sudah dipapas sama selera pasar, karena apa yang mereka buat adalah apa yang pasar mau, bukan apa yang mereka mau.

Selera pasar, pasar seperti apa yang dimaksud? Jujur kalau mereka bilang selera pasar, gue ga merasa jadi bagian dari pasar itu sendiri, karena gue ga ikut menikmati apa yang mereka buat untuk pasar. Yang dimaksud pasar menurut gue adalah orang-orang yang sudah terlalu akrab dengan musik ‘over easy listening’, mereka yang tidak tahu bahwa ada banyak musik yang lebih bagus daripada yang mereka dengar saat ini.

Beruntung masih ada MTV diIndonesia yang masih menampilkan musik-musik bagus, sebagaimana tugasnya sebagai stasiun televisi musik. Acara-acara seperti MTV Insomnia, MTV Studio yang mulai mencoba mengembalikan musik-musik berkualitas ke TV.

jadi, apa kalian termasuk bagian dari ‘pasar’ itu? Atau orang-orang yang masih bisa mendengarkan musik bagus diluar selera pasar? Semua tergantung kepada diri masing-masing. Tapi yang jelas gue cuma dukung musik yang bagus dan berkualitas. Gue harap kalian juga begitu!

Oke, itu tadi adalah berdasarkan apa yang gue lihat. Kalian sependapat atau ga, gue tetap hargain. Karena setiap orang punya paradigma-nya masing-masing. Tapi yang jelas dukung musik berkualitas dalam negeri!